Dan Kita Kadang Terlalu Cepat Menilai
Hari itu, entah malam keberapa ramadhan. Aku dan seorang teman mengurus reservasi untuk bukber angkatan yang dilanjutkan dengan solat tarawih di masjid sekitar. Seusai solat, seperti kebanyakan orang, tak lupa kami mengambil foto selfie. Tak lama kemudian dia mengupload foto tersebut di akun path -nya. Melihat hal itu aku merasa sedikit tak enak hati. Jujur saja, aku merasa kurang nyaman untuk urusan ibadah yang di- share di social media, dan beberapa nasehat pun menyarankan agar tak melakukannya untuk menghindari ria . Aku pun menegurnya. Dan dia kemudian menjawab dengan sudut pandang yang tidak aku pikirkan sebelumnya. Dia mengatakan bahwa dia hanya ingin orang lain termotivasi sebagaimana dirinya sendiri yang juga termotivasi saat orang lain melakukan kebaikan. Ah, sungguh kita (aku sih lebih tepatnya) kadang terlalu cepat menilai dari satu sudut pandang saja.